Wednesday, November 27, 2013

Berapa "Jangan!" yang sudah dikatakan hari ini?

Menjadi ibu itu selalu menyenangkan. Ada saja yang momen kecil berharga yg didapat. Pegel-pegel sudah pasti. Tapi bagaimanapun juga, semua itu selalu menyenangkan. Gak ada ceritanya tuh hampir 4 tahun bersama Ava dilalui dengan penuh penyesalan.

Salah satunya tantangan untuk mendidik dengan benar. Banyak sekali artikel parenting yang selalu aku baca, ada yang serius dibaca, ada juga sekilas saja. Banyak artikel tentang orang tua dan anak itu penting (tak mengesampingkan pengalaman orang yang jauh lebih tua dari kita ya). Bagaimana mengurus anak secara benar selalu jadi perdebatan. Jadi sebagai emak, aku coba untuk ambil yang tepat dan yang penting masuk akal. Karena tiap ibu dan anggota keluarga selalu punya opini berbeda. Egois cuma bakal bikin si anak puyeng.

Contoh yang paling gampang adalah pemakaian kata "Jangan" dan "Jangan!". Aku pernah baca (entah di sebuah artikel intenet atau timeline twitter) kalau kata itu tidak dianjurkan dipakai sehari-hari. Karena akan berakibat si anak merasa orang tua terlalu banyak memberi batasan. Aku mikirnya bener juga ya, nantinya si anak akan pasif atau bahkan lebih buruknya, too much restriction akan menghasilkan renggangnya hubungan dan mungkin juga akan ada hal jauhh lebih buruk lainnya. Jadi gitu deh, aku dan suami berusaha sekeras mungkin untuk ga bilang "Jangan" dan "Jangan!" .

Bukan hal yang gampang. Kita harus ganti kata itu dengan kata lain yang lebih cocok, misalnya "Stop..." atau "tunggu.." dan memutar balik kalimat negatif jadi positif. Contohnya kalau si Ava lempar-lempar barang, bukannya berkata "jangan lempar.." tapi biasanya aku ganti "kenapa kok dilempar?" atau "lempar-lempar itu gak sopan lho". It's a simple thing. Tapi Insya Allah akan berdampak baik. Biasanya alih-alih ngelarang, aku tanya kenapa dia lakuin itu. Biar sia anak bisa ungkap alasannya, dan kita bantu ngelurusin.

Kendalanya memang banyak. Apalagi buat emak-emak heboh seperti aku ini. Yang cepet banget pake nada tinggi. Dan keceplosan itu juga masih sering. Kadang sampai aku hitung berapa kata ngelarang itu  sudah terucap. Kalau udah gitu, aku biasanya lihat ekspresi muka si Ava. Pokoknya sebisa mungkin restrain that restriction word.

Kalau ibu-ibu gimana?

Credit pic: google

0 comments:

Post a Comment